• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Cerita Rakyat Legenda dari Kabupaten Majalengka

img

Di jantung Jawa Barat, tersembunyi sebuah kabupaten yang kaya akan cerita dan legenda: Majalengka. Tanah subur ini bukan hanya menghasilkan padi dan buah-buahan, tetapi juga kisah-kisah yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mari kita menyelami beberapa legenda Majalengka yang paling memikat.

Legenda Nyi Rambut Kasih: Asal Usul Nama Majalengka

Kisah ini adalah yang paling terkenal, mengakar kuat dalam identitas Majalengka. Dahulu kala, wilayah ini dipimpin oleh seorang wanita cantik dan bijaksana bernama Nyi Rambut Kasih. Kecantikannya tersohor ke seluruh penjuru, namun yang lebih mengagumkan adalah kepemimpinannya yang adil dan penuh kasih sayang.

Suatu hari, datanglah utusan dari kerajaan lain, membawa lamaran untuk Nyi Rambut Kasih. Sang putri menolak lamaran tersebut, bukan karena tidak menyukai sang pangeran, melainkan karena ia ingin mengabdikan dirinya untuk kemajuan rakyatnya. Penolakan ini membuat sang pangeran marah dan mengancam akan menyerang Majalengka.

Nyi Rambut Kasih tidak gentar. Ia mengumpulkan pasukannya dan bersiap menghadapi peperangan. Pertempuran sengit terjadi, dan meskipun pasukannya lebih kecil, Nyi Rambut Kasih berhasil memenangkan pertempuran tersebut berkat strategi cerdik dan keberaniannya.

Setelah peperangan usai, Nyi Rambut Kasih memerintahkan rakyatnya untuk memeriksa seluruh wilayah. Ia ingin memastikan tidak ada lagi korban yang terluka dan semua kebutuhan rakyat terpenuhi. Dalam pencarian tersebut, ditemukanlah sebuah benda pusaka yang sangat berharga. Nyi Rambut Kasih sangat gembira dengan penemuan ini dan berseru, Maja di lengka! yang berarti Ada maja di tempat ini!. Sejak saat itulah, wilayah ini dikenal dengan nama Majalengka.

Legenda Situ Cipanten: Danau Ajaib dengan Air yang Tak Pernah Surut

Situ Cipanten adalah sebuah danau indah yang terletak di Kecamatan Sukahaji, Majalengka. Danau ini terkenal dengan airnya yang jernih dan tidak pernah surut, bahkan di musim kemarau panjang sekalipun. Legenda mengatakan bahwa Situ Cipanten dulunya adalah sebuah desa yang makmur dan kaya raya.

Namun, penduduk desa tersebut sangat sombong dan kikir. Mereka tidak pernah bersedekah atau membantu orang yang membutuhkan. Suatu hari, datanglah seorang pengemis tua ke desa tersebut. Ia meminta sedikit makanan dan air, tetapi tidak ada seorang pun yang mau membantunya. Pengemis tua itu sangat sedih dan kecewa.

Dengan kesaktian yang dimilikinya, pengemis tua itu menancapkan tongkatnya ke tanah. Seketika, dari bekas tongkat tersebut memancarlah air yang sangat deras. Air tersebut terus mengalir hingga menenggelamkan seluruh desa. Penduduk desa yang sombong dan kikir itu pun ikut tenggelam bersama desa mereka. Bekas desa tersebut kini menjadi Situ Cipanten, danau yang airnya tidak pernah surut sebagai pengingat akan kesombongan dan kekikiran.

Legenda Gunung Ciremai: Kisah Cinta Abadi dan Pengorbanan

Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat, menjulang gagah di perbatasan antara Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Gunung ini menyimpan legenda tentang kisah cinta abadi dan pengorbanan yang mengharukan.

Dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik jelita bernama Dewi Indrakasih. Ia adalah putri dari seorang raja yang berkuasa di wilayah tersebut. Dewi Indrakasih jatuh cinta kepada seorang pemuda tampan dan gagah berani bernama Raden Ciremai. Namun, cinta mereka tidak direstui oleh sang raja karena Raden Ciremai berasal dari kalangan rakyat biasa.

Meskipun dilarang, Dewi Indrakasih dan Raden Ciremai tetap menjalin hubungan secara diam-diam. Suatu hari, sang raja mengetahui hubungan mereka dan sangat marah. Ia memerintahkan agar Raden Ciremai ditangkap dan dihukum mati. Dewi Indrakasih sangat sedih dan putus asa. Ia tidak ingin kehilangan kekasihnya.

Dengan keberanian yang luar biasa, Dewi Indrakasih menghadap sang raja dan memohon agar Raden Ciremai dibebaskan. Ia bersedia mengorbankan dirinya demi keselamatan kekasihnya. Sang raja terkejut dengan pengorbanan Dewi Indrakasih. Ia akhirnya luluh dan membebaskan Raden Ciremai.

Namun, Dewi Indrakasih tidak bisa melupakan kesedihannya. Ia memutuskan untuk mengasingkan diri ke puncak gunung. Di sana, ia terus merenungi nasibnya hingga akhirnya meninggal dunia. Raden Ciremai sangat terpukul dengan kematian Dewi Indrakasih. Ia menyusul kekasihnya ke puncak gunung dan meninggal dunia di sana.

Konon, arwah Dewi Indrakasih dan Raden Ciremai masih bersemayam di Gunung Ciremai. Masyarakat setempat percaya bahwa gunung tersebut adalah tempat suci dan sering melakukan ritual di sana untuk menghormati arwah kedua kekasih tersebut.

Legenda Buaya Putih: Penjaga Sungai Cimanuk

Sungai Cimanuk adalah sungai terpanjang di Jawa Barat, mengalir melintasi Kabupaten Majalengka. Sungai ini diyakini dijaga oleh seekor buaya putih yang sakti. Legenda mengatakan bahwa buaya putih ini adalah jelmaan dari seorang tokoh sakti yang bertugas menjaga keseimbangan alam.

Masyarakat setempat sangat menghormati buaya putih tersebut. Mereka percaya bahwa buaya putih tersebut akan marah jika ada orang yang mencemari sungai atau melakukan perbuatan buruk di sekitar sungai. Konon, jika buaya putih tersebut marah, maka akan terjadi banjir besar yang melanda wilayah tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat setempat selalu menjaga kebersihan sungai dan menghindari perbuatan buruk di sekitar sungai. Mereka juga sering memberikan sesajen kepada buaya putih tersebut sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan.

Pesan Moral dari Legenda Majalengka

Legenda-legenda dari Majalengka ini bukan hanya sekadar cerita pengantar tidur. Di balik kisah-kisah tersebut, terkandung pesan moral yang sangat berharga. Legenda Nyi Rambut Kasih mengajarkan tentang kepemimpinan yang adil dan keberanian dalam membela kebenaran. Legenda Situ Cipanten mengingatkan kita untuk tidak sombong dan kikir, serta selalu berbagi dengan sesama. Legenda Gunung Ciremai mengajarkan tentang cinta abadi dan pengorbanan. Legenda Buaya Putih mengingatkan kita untuk menjaga kelestarian alam dan menghormati makhluk hidup lainnya.

Dengan memahami dan menghayati pesan moral dari legenda-legenda ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Mari kita lestarikan legenda-legenda Majalengka agar tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

Tabel Ringkasan Legenda Majalengka

Nama Legenda Lokasi Pesan Moral
Nyi Rambut Kasih Majalengka Kepemimpinan adil, keberanian membela kebenaran
Situ Cipanten Sukahaji, Majalengka Hindari kesombongan dan kekikiran, berbagi dengan sesama
Gunung Ciremai Perbatasan Majalengka-Kuningan Cinta abadi, pengorbanan
Buaya Putih Sungai Cimanuk Jaga kelestarian alam, hormati makhluk hidup

Semoga kisah-kisah ini dapat memperkaya wawasan kita tentang budaya dan sejarah Majalengka. Jangan lupa untuk mengunjungi Majalengka dan merasakan sendiri keindahan alam serta keramahan penduduknya.

© Copyright 2024 - JabarNews | Portal Berita Terkini Jawa Barat dan Nasional
Added Successfully

Type above and press Enter to search.