• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Dongeng Cikidang: Kisah Tua dan Muda

img

Di sebuah desa yang asri, tersembunyi di antara perbukitan hijau dan sungai yang gemericik, hiduplah seorang kakek bijaksana bernama Pak Tua Renta. Beliau dikenal oleh seluruh penduduk desa bukan hanya karena usianya yang senja, tetapi juga karena kisah-kisah menarik yang selalu beliau ceritakan. Salah satu kisah yang paling digemari adalah tentang Cikidang, si rusa kecil yang pemberani.

Cikidang bukanlah rusa biasa. Ia memiliki bulu seputih salju dan mata yang berbinar penuh semangat. Sejak kecil, Cikidang selalu ingin tahu tentang dunia di luar hutan tempat tinggalnya. Ia sering mendengar cerita tentang padang rumput yang luas, gunung-gunung yang menjulang tinggi, dan sungai-sungai yang mengalir hingga ke lautan. Keinginan untuk menjelajah dunia inilah yang kemudian membawanya pada sebuah petualangan yang tak terlupakan.

Suatu hari, ketika matahari baru saja terbit, Cikidang memutuskan untuk meninggalkan hutan. Ia berpamitan kepada ibunya, berjanji akan kembali dengan membawa cerita-cerita baru. Ibunya, meskipun berat hati, mengizinkan Cikidang pergi. Ia tahu bahwa anaknya memiliki semangat yang besar dan hati yang tulus.

Perjalanan Cikidang tidaklah mudah. Ia harus melewati hutan yang lebat, menyeberangi sungai yang deras, dan mendaki gunung yang terjal. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan berbagai macam hewan. Ada si Kura-kura yang lambat namun sabar, si Monyet yang lincah dan suka bercanda, dan si Ular yang licik dan penuh tipu daya.

Si Kura-kura mengajarkan Cikidang tentang kesabaran dan ketekunan. Jangan terburu-buru, Cikidang, kata Kura-kura. Setiap langkah kecil akan membawamu lebih dekat pada tujuanmu. Si Monyet menghibur Cikidang dengan lelucon-leluconnya. Tertawalah, Cikidang, kata Monyet. Tawa adalah obat terbaik untuk menghilangkan rasa lelah dan takut.

Namun, si Ular mencoba menipu Cikidang. Cikidang, kata Ular dengan suara yang manis. Aku tahu jalan pintas menuju padang rumput yang luas. Ikutlah denganku. Untungnya, Cikidang tidak mudah percaya. Ia ingat pesan ibunya untuk selalu berhati-hati terhadap orang asing.

Setelah melewati berbagai rintangan, akhirnya Cikidang tiba di padang rumput yang luas. Ia terpukau dengan keindahan alam yang terbentang di hadapannya. Ia melihat bunga-bunga yang berwarna-warni, kupu-kupu yang beterbangan, dan burung-burung yang bernyanyi dengan merdu.

Di padang rumput, Cikidang bertemu dengan seekor rusa betina yang cantik jelita. Rusa betina itu bernama Kirana. Kirana menyambut Cikidang dengan ramah dan mengajak Cikidang berkeliling padang rumput. Mereka bermain bersama, berlomba lari, dan berbagi cerita.

Cikidang dan Kirana menjadi sahabat dekat. Mereka saling menyayangi dan saling melindungi. Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Suatu hari, datanglah seorang pemburu ke padang rumput. Pemburu itu ingin menangkap rusa untuk dijual dagingnya.

Cikidang dan Kirana sangat ketakutan. Mereka berlari sekuat tenaga untuk menghindari pemburu. Namun, pemburu itu terus mengejar mereka. Akhirnya, Cikidang dan Kirana terpojok di tepi jurang.

Dalam keadaan terdesak, Cikidang mengambil keputusan yang berani. Ia melompat ke dalam jurang untuk mengalihkan perhatian pemburu. Kirana sangat sedih melihat Cikidang terjatuh ke dalam jurang. Ia mengira Cikidang telah mati.

Namun, Cikidang ternyata selamat. Ia jatuh ke dalam sungai yang mengalir di dasar jurang. Ia terbawa arus sungai hingga ke sebuah desa. Di desa itu, ia ditemukan oleh seorang anak kecil bernama Budi.

Budi merawat Cikidang dengan penuh kasih sayang. Ia memberi Cikidang makan dan minum, serta mengobati luka-lukanya. Cikidang sangat berterima kasih kepada Budi. Ia merasa Budi adalah sahabatnya.

Setelah sembuh, Cikidang memutuskan untuk kembali ke hutan. Ia ingin bertemu dengan ibunya dan menceritakan pengalamannya. Ia juga ingin bertemu dengan Kirana dan memberitahunya bahwa ia masih hidup.

Budi sangat sedih ketika Cikidang berpamitan. Ia tidak ingin berpisah dengan sahabatnya. Namun, ia tahu bahwa Cikidang harus kembali ke hutan. Ia berjanji akan selalu mengingat Cikidang.

Cikidang kembali ke hutan dengan hati yang gembira. Ia bertemu dengan ibunya dan Kirana. Mereka sangat senang melihat Cikidang kembali. Mereka memeluk Cikidang dengan erat.

Cikidang menceritakan pengalamannya kepada ibunya dan Kirana. Ia menceritakan tentang perjalanannya, tentang teman-temannya, dan tentang Budi. Ibunya dan Kirana sangat bangga dengan Cikidang.

Sejak saat itu, Cikidang menjadi rusa yang lebih bijaksana dan pemberani. Ia selalu membantu teman-temannya dan melindungi hutan tempat tinggalnya. Ia juga selalu mengingat Budi, sahabatnya dari desa.

Kisah Cikidang menjadi legenda di desa itu. Orang-orang menceritakan kisah Cikidang kepada anak cucu mereka. Mereka ingin anak cucu mereka mencontoh keberanian, kebijaksanaan, dan ketulusan hati Cikidang.

Pak Tua Renta mengakhiri ceritanya. Anak-anak desa yang mendengarkan cerita itu terpukau. Mereka bertanya kepada Pak Tua Renta, Apakah Cikidang masih hidup, Pak Tua?

Pak Tua Renta tersenyum. Cikidang mungkin sudah tidak ada lagi, katanya. Tetapi semangatnya akan selalu hidup di hati kita.

Dan begitulah, kisah Cikidang, si rusa kecil yang pemberani, terus diceritakan dari generasi ke generasi. Sebuah kisah tentang keberanian, persahabatan, dan ketulusan hati yang akan selalu menginspirasi kita semua.

Pesan Moral: Jangan pernah takut untuk menjelajahi dunia dan membantu sesama. Keberanian dan ketulusan hati akan selalu membawa kita pada kebaikan.

Kisah ini dipersembahkan untuk semua anak-anak Indonesia. Semoga kisah ini dapat menginspirasi kalian untuk menjadi anak-anak yang berani, bijaksana, dan tulus hati.

Tokoh dalam Dongeng:

TokohKarakteristik
CikidangPemberani, ingin tahu, tulus hati
KiranaCantik, ramah, penyayang
Pak Tua RentaBijaksana, suka bercerita
BudiBaik hati, penyayang
© Copyright 2024 - JabarNews | Portal Berita Terkini Jawa Barat dan Nasional
Added Successfully

Type above and press Enter to search.