• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Jejak Keraton Kasepuhan Cirebon: Warisan Budaya yang Menginspirasi Warga Jabar

img

Menelusuri Pesona Keraton Kasepuhan Cirebon: Jantung Sejarah dan Budaya Jawa Barat

Cirebon, sebuah kota di pesisir utara Jawa Barat, tidak hanya terkenal dengan kulinernya yang lezat, tetapi juga sebagai gudang sejarah peradaban Islam di tanah Pasundan. Di jantung kota inilah berdiri kokoh Keraton Kasepuhan, sebuah kompleks istana yang bukan sekadar destinasi wisata, melainkan sebuah museum hidup yang sarat akan makna. Keraton ini adalah bukti nyata kejayaan masa lalu, pusat kebudayaan, dan sumber inspirasi yang tak pernah lekang oleh waktu bagi masyarakat Jawa Barat.

Melangkahkan kaki ke dalam area Keraton Kasepuhan serasa diajak menembus lorong waktu. Sejarah mencatat, keraton ini merupakan pengembangan dari Keraton Pakungwati yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana, dan kemudian dilanjutkan oleh keponakannya, Sunan Gunung Jati. Sebagai pusat Kesultanan Cirebon, keraton ini menjadi saksi bisu penyebaran ajaran Islam serta pusat pemerintahan yang strategis. Setiap pilar, dinding, dan ornamen di dalamnya seolah berbisik, menceritakan kisah-kisah kepemimpinan, diplomasi, dan kearifan para sultan yang pernah bertahta.

Salah satu hal yang paling memukau dari Keraton Kasepuhan adalah arsitekturnya yang merupakan perpaduan harmonis dari berbagai budaya. Ini adalah wujud nyata dari akulturasi yang indah. Pengaruh arsitektur Jawa-Hindu terlihat jelas pada gerbang bata merah yang megah dan tata ruang pendopo. Nuansa Islam sangat kental terasa pada keberadaan langgar (musala) dan orientasi bangunan. Namun, yang membuatnya begitu istimewa adalah sentuhan budaya asing yang menyatu dengan sempurna. Dinding di area Siti Inggil (tanah yang ditinggikan) dihiasi oleh ratusan piring keramik antik dari Tiongkok, yang konon merupakan hadiah dari kaisar Tiongkok. Tak ketinggalan, pengaruh Eropa juga dapat ditemukan pada beberapa perabotan dan gaya bangunan tertentu, menunjukkan betapa terbukanya Kesultanan Cirebon terhadap dunia luar.

Di dalam kompleks keraton, pengunjung dapat menjelajahi museum yang menyimpan koleksi benda-benda pusaka tak ternilai. Ikon yang paling terkenal dan menjadi primadona adalah Kereta Kencana Singa Barong. Kereta yang dibuat pada abad ke-16 ini bukan sekadar alat transportasi, melainkan sebuah simbol filosofis yang agung. Wujudnya merupakan gabungan dari tiga hewan: belalai gajah yang melambangkan persahabatan dengan India (Hindu), kepala naga yang melambangkan persahabatan dengan Tiongkok (Buddha), serta badan dan sayap buroq yang melambangkan Islam. Ini adalah representasi dari persatuan dan kepemimpinan yang merangkul berbagai kekuatan. Selain kereta kencana, terdapat pula gamelan kuno, beragam senjata pusaka seperti keris dan tombak, serta naskah-naskah kuno yang menjadi jendela ilmu pengetahuan masa lalu.

Beberapa Bagian Penting di Keraton Kasepuhan

Daya Tarik Utama Deskripsi Singkat
Siti Inggil Area pelataran bertingkat dengan dinding keramik Tiongkok, dahulu digunakan sultan untuk menyaksikan upacara dan latihan keprajuritan.
Museum Pusaka Tempat dipamerkannya koleksi bersejarah keraton, termasuk Kereta Singa Barong yang legendaris.
Bangsal Prabayaksa Ruang utama tempat penyimpanan pusaka keraton yang paling sakral dan tempat sultan melakukan kegiatan penting.
Sumur Kejayaan Sebuah sumur tua yang airnya dipercaya memiliki berkah dan sering digunakan dalam berbagai ritual adat keraton.

Warisan Keraton Kasepuhan tidak hanya berupa benda mati. Ia juga menjadi penjaga warisan budaya tak benda (intangible heritage). Berbagai upacara adat, seperti tradisi Panjang Jimat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, masih terus dilaksanakan setiap tahunnya dan menjadi magnet bagi ribuan orang. Kesenian khas Cirebon, seperti Tari Topeng dan musik gamelan, juga terus hidup dan dilestarikan di lingkungan keraton, menjadikannya pusat pembelajaran budaya bagi generasi muda.

Pada akhirnya, Keraton Kasepuhan Cirebon adalah lebih dari sekadar bangunan kuno. Ia adalah jiwa, identitas, dan sumber kebanggaan bagi masyarakat Cirebon dan Jawa Barat. Keberadaannya menjadi pengingat akan sejarah yang agung, pelajaran tentang toleransi melalui arsitekturnya, dan inspirasi bagi para seniman, budayawan, serta sejarawan. Mengunjungi keraton ini adalah sebuah perjalanan untuk menyelami kekayaan budaya Nusantara, memahami bagaimana perbedaan dapat menyatu dengan indah, dan merasakan denyut sejarah yang masih hidup hingga hari ini.

© Copyright 2024 - JabarNews | Portal Berita Terkini Jawa Barat dan Nasional
Added Successfully

Type above and press Enter to search.