• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Misteri Prasasti Cimaung Bandung: Jejak Sejarah yang Bikin Penasaran!

img
```html

Sebuah penemuan mengejutkan menggemparkan warga Gang Cimaung, RW 07, Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Sebuah batu raksasa seberat 2,5 ton tiba-tiba muncul, memicu rasa penasaran dan perdebatan. Di permukaan batu berbentuk lonjong ini, terukir dua baris goresan yang diduga kuat merupakan aksara kuno, mengisyaratkan adanya potensi nilai sejarah yang tersembunyi.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung segera mengambil tindakan. Mereka memulai proses ekskavasi intensif untuk mengungkap misteri di balik batu tersebut. Penggalian dilakukan hingga kedalaman satu setengah meter, dengan tujuan utama memahami konteks arkeologis dan lingkungan sekitar batu. Upaya ini bertujuan untuk menguji keaslian batu dan mengungkap keterkaitannya dengan sejarah.

Garbi Cipta Perdana, Pamong Budaya Ahli Pertama Disbudpar Kota Bandung, menjelaskan bahwa penelitian ini tidak hanya berfokus pada goresan di permukaan batu. Kami mencoba mencari konteks arkeologisnya, bagaimana kondisi tanah di sekitarnya, ujarnya. Pendekatan komprehensif ini penting untuk memastikan keaslian batu dan memahami signifikansi sejarahnya.

Penelitian awal menunjukkan bahwa goresan pada batu kemungkinan besar adalah aksara Sunda kuno. Namun, tim peneliti akan melakukan kajian ulang terhadap interpretasi sebelumnya. Kami akan mencoba membaca ulang, mengkritisi pembacaan-pembacaan terdahulu, terang Garbi. Hal ini dilakukan untuk memastikan keakuratan interpretasi dan menghindari kesalahan dalam penafsiran.

Proses ekskavasi yang berlangsung selama delapan hari memberikan beberapa temuan menarik. Lapisan tanah di bawah batu sebagian besar adalah tanah adukan, yang mengindikasikan adanya aktivitas manusia di masa lalu. Temuan ini menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut untuk mengungkap sejarah di balik batu tersebut.

Jika terbukti sebagai prasasti kuno, Disbudpar memiliki dua opsi utama. Pertama, melestarikan prasasti di lokasi aslinya, menjaga keaslian dan konteks sejarahnya. Kedua, memindahkan batu ke museum untuk kepentingan konservasi dan akses publik yang lebih luas. Keputusan akhir akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi batu, lingkungan sekitar, dan kepentingan publik.

Proses penelitian ini melibatkan berbagai ahli, termasuk arkeolog, antropolog, epigraf, dan konservator. Kolaborasi lintas disiplin ini memastikan pendekatan yang komprehensif dan akurat dalam mengungkap sejarah batu tersebut. Penelitian ini sebenarnya telah dimulai sejak awal tahun 2000-an, namun belum ada keputusan pasti dari pemerintah terkait penanganan objek bersejarah ini.

Kusnadi (57), seorang warga yang tinggal di dekat lokasi penemuan, berbagi pengalamannya. Ia mengaku batu tersebut sudah ada sejak lama, bahkan ketika area sekitarnya masih berupa sungai. Saya mah enggak tau ini sejarah apa, tulisannya juga saya enggak tahu, ungkapnya. Meskipun telah tinggal di dekat batu selama puluhan tahun, ia mengaku tidak menyadari adanya hal yang luar biasa di permukaannya.

Penemuan batu ini menjadi pengingat akan kekayaan sejarah yang tersembunyi di sekitar kita. Goresan pada batu, yang diduga aksara kuno, membuka jendela ke masa lalu, mengundang kita untuk menyelami sejarah dan memahami peradaban yang pernah ada. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan jawaban atas misteri di balik batu raksasa ini, serta memberikan kontribusi berharga bagi pengetahuan sejarah dan budaya.

Proses penggalian mencapai kedalaman 140 cm, dan lapisan tanah di bawahnya menunjukkan kondisi alami tanpa campur tangan manusia. Hal ini memberikan petunjuk penting tentang konteks arkeologis batu tersebut. Namun, karena berat batu mencapai 2,5 ton, penanganan khusus diperlukan jika batu tersebut akan dipindahkan.

Perdebatan mengenai keaslian prasasti masih berlangsung. Ada yang menyatakan ini prasasti, ada juga yang menyatakan ini prasasti palsu, kata Garbi. Perbedaan pendapat di antara para peneliti menunjukkan kompleksitas dalam mengidentifikasi dan menginterpretasi artefak bersejarah. Penelitian yang cermat dan komprehensif sangat penting untuk mencapai kesimpulan yang akurat.

Penemuan ini juga menarik perhatian warga sekitar. Awalnya, batu tersebut ditemukan oleh warga yang membuang sampah dan orang-orang yang mengontrak di sekitar lokasi. Penemuan ini menjadi bukti bahwa sejarah seringkali tersembunyi di tempat-tempat yang tak terduga, menunggu untuk diungkap.

Tabel berikut merangkum tahapan penelitian dan keterlibatan pihak terkait:

Tahap Penelitian Pihak Terlibat Tujuan
Ekskavasi Disbudpar, Arkeolog Menggali dan mempelajari konteks arkeologis batu
Analisis Goresan Epigraf, Peneliti Aksara Kuno Mengidentifikasi dan menginterpretasi aksara pada batu
Kajian Tanah Arkeolog, Ahli Tanah Mempelajari lapisan tanah di sekitar batu
Konservasi Konservator Menjaga kondisi batu dan artefak terkait

Penemuan batu ini adalah kesempatan untuk menggali lebih dalam sejarah lokal. Dengan penelitian yang cermat dan kolaborasi yang baik, kita dapat mengungkap rahasia masa lalu dan menghargai warisan budaya yang kita miliki.

```
© Copyright 2024 - JabarNews | Portal Berita Terkini Jawa Barat dan Nasional
Added Successfully

Type above and press Enter to search.